🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original

Semenjak kemenangannya pada Cannes Film Festival lalu, film ini menjadi salah satu yang paling saya tunggu di musim penghargaan tahun ini. Berjudul “Anora,” sutradara Sean Baker akan menghidupkan kembali kisah prostitusi ke layar lebar dalam sentuhan drama komedi yang menakjubkan.

Baru saja dimulai, “Anora” sudah dengan begitu gamblang memberi kode akan ceritanya yang khusus dewasa. Opening credits dibuka dengan menampilkan kegiatan di sebuah klub striptease, yang banyak menghadirkan buah dada bergelantungan, sekaligus pria-pria yang menikmati tarian sensual tersebut. Kemasan yang gelap, diwarnai oleh segelintir kerlap-kerlip lampu sekaligus memperkenalkan penonton dengan setting pertama film ini.

anora
Courtesy of Cre Film, FilmNation Entertainment, Neon © 2024

Headquarters Club, begitu namanya, adalah tempat Ani, diperankan oleh Mikey Madison, mencari nafkah. Ia dengan riang akan mendatangi tamu pria yang sedang sendiri, sambil memperkenalkan namanya, sebelum akhirnya melakukan aksi layanannya yang amat menggoda. Ia pun akan membawa pelanggannya ke sebuah kamar untuk menyaksikan dirinya melakukan striptease, ataupun ke deretan sofa sambil menirukan gaya yang membangun gairah pelanggannya.

Pada malam itu, Ani diminta untuk menemani seorang tamu asal Rusia. Tentu saja, ia merupakan salah satu yang paling cantik, sekaligus mengerti bahasa Rusia. Tak bisa menolak, ia ternyata harus melayani Vanya, diperankan oleh Mark Eydelshteyn, seorang laki-laki muda yang ceritanya sedang berlibur di Amerika Serikat. Seusai perkenalan singkat, Ani membawa Vanya ke dalam kamar khusus itu, dan ia melakukan aksinya. Bedanya, Ani seperti memiliki ketertarikan pada Vanya, sampai-sampai ia melepas celana dalam tipisnya itu dan melontarkan ucapan jika ia menyukai pria ini.

Selepas dari aksi tersebut, Vanya meminta nomor Ani. Ia kemudian meminta Ani untuk mendatangi rumahnya. Tentu saja, demi uang Ani menerima ajakan Vanya. Ia lantas tidak menyangka ketika melihat rumah Vanya yang amat besar, seperti gedung. Mereka pun kembali bersenggama, dan membuat Vanya tidak dapat melepas Ani. Ia kemudian meminta Ani untuk mau menjadi pacar sewaannya selama satu minggu. Tergoda dengan bayaran yang besar, Ani pun setuju.

Vanya kemudian memboyong Ani bersama teman-temannya untuk menjalani kehidupan mewah di Vegas. Mereka menyewa suite terbesar, bermain casino, dan menikmati fasilitas yang paling teratas. Masalah kemudian dimulai ketika Vanya yang mabuk seks dengan Ani memutuskan untuk menikahi pacar sewaannya ini. Ani yang sudah mabuk kemewahan pun setuju, dan keduanya melakukan pernikahan dadakan di sebuah chapel di Vegas. Di sinilah masalah dimulai. Ani tak akan menyangka dengan deretan kejadian bila ia menikahi seorang Vanya.

Kata “Anora” pada judul film ini sebetulnya merupakan nama asli dari Ani, yang dipakai karakter utama dalam melakukan pekerjaannya. Sean Baker, sekali lagi, menyuguhkan cerita berlatar prostitusi dengan premis yang amat menarik. Bila sebelumnya “The Florida Project” amat berhasil mencuri hati saya, begitu pula dengan film ini. “Anora” hadir sebagai drama pahit yang dikemas dengan cara menyenangkan, sensual, sekaligus berbalut sedikit komedi.

Kisah film ini ditulis oleh Sean Baker. Ia pun berperan sebagai sutradara, produser, dan juga editor film ini. “Anora” sendiri dirilis pertama kali di Cannes Film Festival, dan menjadi bagian dari official selection in competition, yang pada akhirnya menjadi peraih Palme d’Or tahun ini. Kemenangan ini tentu membuat film ini langsung menjadi salah satu front runner untuk musim penghargaan Hollywood. Maklum, pemenang tahun lalu saja seperti “Anatomy of a Fall” setidaknya mampu meraih Best Original Screenplay di awal tahun ini.

anora
Courtesy of Cre Film, FilmNation Entertainment, Neon © 2024

Film ini sendiri berdurasi 139 menit. Rasanya cukup panjang, tapi saya sama sekali tidak merasa bosan. Babak pertama cerita rasanya bisa memancing nafsu, yang dipenuhi dengan nuansa klub striptease, termasuk petualangan seks Ani dan Vanya. Ketika konflik dimulai, cerita pun masuk dalam kondisi serius, namun tidak keras, tetapi cukup menghibur. Karakter antagonis yang menampilkan tiga tokoh Rusia dan Armenia, hadir layaknya mengingatkan saya dengan kisah kejar-kejaran klasik sepanjang masa, “Home Alone.”

Melihat penampilannya, rasanya sulit untuk tidak menghargai totalitas akting Mikey Madison di film ini. Saya awalnya mengira jika ini merupakan film pertamanya, dan ternyata tidak. Sebelumnya ia pernah bermain dalam film Quentin Tarantino yang berjudul “Once Upon a Time in Hollywood.” Sean Baker pun juga tidak melakukan audisi untuk karakter Anora. Ia memilih langsung Madison untuk memerankannya.

Walaupun penonton akan amat tergoda dengan adegan-adegan yang diperlihatkan Ani dan Vanya, saya merasa chemistry yang dibangun Madison dengan Eydelshteyn tidak sia-sia. Keduanya tidak terasa seperti kita menyaksikan adult star dalam film biru. Di sini, Madison sampai mempelajari kehidupan prostitusi malam. Sampai-sampai Sean Baker dan istrinya, Samantha Quan, yang juga memproduseri film ini, memberikan contoh akan ekspektasi adegan-adegan seks yang diperlihatkan kedua aktor ini di layar lebar.

Karakter Vanya rasanya patut dibilang biang kerok. Aktor Mark Eydelshteyn mampu membuat penonton gemas, dengan tampilannya sebagai anak orang kaya yang masih labil, dan senang berfoya-foya. Yang paling mencuri perhatian saya sebetulnya adalah karakter Igor, diperankan oleh Yura Borisov, yang merupakan orang bayaran yang dipakai keluarga Vanya untuk mengejar putra mereka. Borisov bisa menyulap karakternya yang tidak disangka jadi punya andil dalam cerita. Saya amat menikmati peran karakternya yang pendiam, keras tetapi juga masih punya respek pada Anora.

anora
Courtesy of Cre Film, FilmNation Entertainment, Neon © 2024

Bila dicermati, dari bungkusan cerita yang rasanya amat menghibur, “Anora” memperlihatkan kehidupan para perempuan yang berprofesi menjadi prostitusi secara mendalam. Seperti Anora, ia harus berakting untuk tampak antusias dan riang, sekaligus memanjakan pelanggannya. Padahal, hal ini amat berbeda di balik layar. Anora hadir seperti manusia biasa, yang juga butuh uang. Ia pun tak terima bila disebut perempuan jalang.

Aspek yang tak kalah menarik dari “Anora” adalah ketika film ini memasukkan unsur Rusia dan Armenia ke dalam ceritanya. Melihat kondisi Amerika Serikat-Rusia yang selalu tidak baik-baik saja, seakan menciptakan imej keras dan kasar sebagai stereotip karakter Rusia. Justru, “Anora” berhasil memanfaatkannya dengan melawan stereotip ini. Alhasil, film yang juga menggunakan dialog berbahasa Rusia ini malah jadi tontonan yang kadang membuat kita tertawa.

Bila melihat persaingan pada musim penghargaan tahun ini, saya sepertinya akan menjagokan “Anora” ke dalam banyak nominasi unggulan. Yang paling terutama adalah Best Original Screenplay, mengingat film ini tergolong feel good, yang sekilas memberi rasa yang sama saat saya menyaksikan “The Holdovers.” Tentu, Best Picture, Best Director, Best Actress in Leading Role, Best Production Design, Best Editing, dan mungkin Best Actor in Supporting Role untuk Borisov.

Akhir kata, “Anora” berhasil memenuhi ekspektasi saya. Saya agak ragu jika film ini bisa masuk layar nasional, melihat tema dewasanya yang amat kental, plus nudity yang berseliweran di film ini. Ini merupakan salah satu tontonan terbaik saya di tahun 2024. Setelah ini, saya pun akan menunggu film apa lagi yang akan digarap Sean Baker, yang selalu mengangkat kehidupan imigran dan pekerja seks. Brilliantly sexy!


🇬🇧 English Version – Translated

Since its victory at the Cannes Film Festival, this film has become one of the most anticipated for me in this year’s awards season. Titled “Anora,” director Sean Baker brings back prostitution stories to the big screen with a stunning dramatic comedy touch.

Right from the start, “Anora” explicitly signals its adult-oriented story. The opening credits begin by showing activities in a striptease club, featuring many dangling breasts alongside men enjoying the sensual dance. The dark packaging, colored by scattered flickering lights, introduces audiences to the film’s first setting.

anora
Courtesy of Cre Film, FilmNation Entertainment, Neon © 2024

Headquarters Club, as it’s called, is where Ani, played by Mikey Madison, makes her living. She cheerfully approaches male guests sitting alone, introducing herself before performing her highly seductive services. She takes her clients to a room to watch her perform striptease, or to the row of sofas while mimicking moves that arouse her customers.

That night, Ani is asked to accompany a guest from Russia. Of course, she’s one of the most beautiful and understands Russian. Unable to refuse, she has to serve Vanya, played by Mark Eydelshteyn, a young man supposedly vacationing in the United States. After a brief introduction, Ani takes Vanya to that special room and performs her act. The difference is, Ani seems attracted to Vanya, even removing her thin underwear and expressing that she likes this man.

After that act, Vanya asks for Ani’s number. He then asks Ani to come to his house. Of course, for money, Ani accepts Vanya’s invitation. She’s then shocked to see Vanya’s enormous house, like a building. They have sex again, making Vanya unable to let go of Ani. He then asks Ani to become his escort girlfriend for one week. Tempted by the large payment, Ani agrees.

Vanya then takes Ani along with his friends to live luxuriously in Vegas. They rent the largest suite, play casino, and enjoy the finest facilities. Problems begin when Vanya, intoxicated by sex with Ani, decides to marry his escort girlfriend. Ani, already drunk on luxury, agrees, and they have a spontaneous wedding at a chapel in Vegas. This is where the problems begin. Ani never expected the series of events that would follow marrying Vanya.

The word “Anora” in the film’s title is actually Ani’s real name, used by the main character in her work. Sean Baker, once again, presents a prostitution-themed story with a very interesting premise. If previously “The Florida Project” successfully stole my heart, so does this film. “Anora” presents itself as a bitter drama packaged in an entertaining, sensual way, wrapped with a bit of comedy.

anora
Courtesy of Cre Film, FilmNation Entertainment, Neon © 2024

The film’s story is written by Sean Baker. He also serves as director, producer, and editor of this film. “Anora” was first released at the Cannes Film Festival and became part of the official selection in competition, ultimately winning the Palme d’Or this year. This victory certainly makes the film immediately become one of the front runners for Hollywood’s awards season. Understandably, last year’s winner like “Anatomy of a Fall” at least managed to win Best Original Screenplay earlier this year.

The film itself runs for 139 minutes. It feels quite long, but I didn’t feel bored at all. The first act feels arousing, filled with striptease club atmosphere, including Ani and Vanya’s sexual adventures. When conflict begins, the story enters a serious condition, but not harsh, yet quite entertaining. The antagonist characters featuring three Russian and Armenian figures appear like reminding me of the classic chase story of all time, “Home Alone.”

Looking at her performance, it’s hard not to appreciate Mikey Madison’s total commitment in this film. I initially thought this was her first film, but it wasn’t. Previously, she appeared in Quentin Tarantino’s film titled “Once Upon a Time in Hollywood.” Sean Baker also didn’t hold auditions for the Anora character. He directly chose Madison to play her.

Although audiences will be very tempted by the scenes shown by Ani and Vanya, I feel the chemistry built by Madison and Eydelshteyn wasn’t wasted. They don’t feel like we’re watching adult stars in a blue film. Here, Madison even studied nighttime prostitution life. Sean Baker and his wife, Samantha Quan, who also produced this film, even provided examples of expectations for the sex scenes shown by these two actors on the big screen.

Vanya’s character deserves to be called the troublemaker. Actor Mark Eydelshteyn manages to make audiences annoyed with his portrayal as a rich kid who’s still unstable and loves partying. What caught my attention most was actually Igor’s character, played by Yura Borisov, who is a hired man used by Vanya’s family to chase their son. Borisov can transform his unexpected character to have a role in the story. I really enjoyed his character’s role as quiet, tough but still respectful toward Anora.

anora
Courtesy of Cre Film, FilmNation Entertainment, Neon © 2024

When examined, from the entertaining story packaging, “Anora” deeply shows the lives of women working in prostitution. Like Anora, she has to act to appear enthusiastic and cheerful while pampering her clients. However, this is very different behind the scenes. Anora appears as an ordinary human who also needs money. She doesn’t accept being called a slut.

An equally interesting aspect of “Anora” is when this film incorporates Russian and Armenian elements into its story. Seeing the always troubled US-Russia relations seems to create a harsh and rough image as a Russian character stereotype. Instead, “Anora” successfully utilizes this by fighting against this stereotype. As a result, the film that also uses Russian dialogue becomes a viewing experience that sometimes makes us laugh.

Looking at this year’s awards season competition, I seem to favor “Anora” for many major nominations. Most importantly Best Original Screenplay, considering this film is quite feel good, giving a similar feeling when I watched “The Holdovers.” Of course, Best Picture, Best Director, Best Actress in Leading Role, Best Production Design, Best Editing, and perhaps Best Actor in Supporting Role for Borisov.

In conclusion, “Anora” successfully met my expectations. I’m somewhat doubtful this film can reach national screens, seeing its very strong adult themes, plus the nudity scattered throughout this film. This is one of my best viewings in 2024. After this, I’ll be waiting for what other films Sean Baker will work on, who always raises the lives of immigrants and sex workers. Brilliantly sexy!


Anora (2024)
R, 138 menit
Comedy, Drama, Romance
Director: Sean Baker
Writers: Sean Baker
Full Cast: Mikey Madison, Paul Weissman, Lindsey Normington, Emily Weider, Luna Sofia Miranda, Vincent Radwinsky, Brittney Rodriguez, Sophia Carnabuci, Mark Eydelshteyn, Anton Bitter, Ella Rubin, Ross Brodar, Zoe Vnak, Vlad Mamai, Maria Tichinskaya, Ivy Wolk, Karren Karagulian, Vache Tovmasyan, Morgan Charlton, Nazar Khamis, Charles Jang, Yura Borisov, Masha Zhak, Sebastian Conelli, Irina Finley, Mariana Orozco Arango, Artyom Trubnikov, Michael Sergio, Charlton Lamar, Darya Ekamasova, Aleksey Serebryakov, Mickey O’Hagan
#844 – Anora (2024) was last modified: November 4th, 2025 by Bavner Donaldo