Rasanya sudah lumayan lama saya tidak menyaksikan tontonan bertema bencana alam. Diusung sebagai sekuel yang tidak melanjutkan pendahulunya, “Twisters” diusung sebagai salah satu tontonan penuh aksi di tengah tahun ini. Apa akan berhasil seperti pendahulunya? Berikut ulasan saya.

Cerita akan membawa kita ke periode ketika lima orang pelajar nekat bereksperimen. Kelompok ini dipimpin oleh Kate, diperankan oleh Daisy Edgar-Jones, yang sekilas seperti otak di balik ini semua. Kate sendiri menyukai tornado. Baginya, Ia berniat bukan untuk mematikannya, tetapi menjinakkannya.

twisters
Courtesy of Universal Pictures, Warner Bros., Amblin Entertainment, The Kennedy/Marshall Company, Domain Entertainment © 2024

Malang. Eksperimen mereka gagal total. Kate harus kehilangan tiga orang teman yang bersamanya. Tersisa Ia dan Javi, diperankan oleh Anthony Ramos, yang untungnya terpisah untuk menangkap data tornado.

Lima tahun kemudian, Kate bekerja di pusat meteorologi nasional. Ia dipercaya untuk memantau potensi bencana tornado yang kerapkali terjadi di Amerika Serikat, terutama di Oklahoma. Suatu saat, Javi menghampirinya kembali. Ia mengajak Kate untuk ikut serta dalam proyek bisnisnya, yang terfokus untuk mempelajari data tornado, mengingat ini juga adalah aspirasi besar Kate.

twisters
Courtesy of Universal Pictures, Warner Bros., Amblin Entertainment, The Kennedy/Marshall Company, Domain Entertainment © 2024

Meninggalkan pekerjaannya yang lebih banyak di balik layar, Kate seakan memulai petualangan lamanya. Ternyata, tornado tak hanya sekedar sebuah fenomena alam yang membahayakan. Buat sebagian orang, ini adalah bagian dari hiburan. Semua berkat ulah Tyler, koboi yang kini menjadi pengejar tornado, yang diperankan oleh Glen Powell. Tyler membuat konten-konten guna “menyerang” tornado-tornado. Misalnya saja, memasang kembang api dalam jumlah yang banyak.

Awalnya, saya mengira jika “Twisters” akan digarap sebagai remake. Ternyata tidak. Film ini boleh dibilang sebagai sebuah sekuel, namun sama sekali tidak terlalu berhubungan. Cerita dalam film ini ditulis naskahnya oleh Mark L. Smith, dan disutradarai oleh Lee Isaac Chung, sutradara yang dikenal melalui “Minari.”

twisters
Courtesy of Universal Pictures, Warner Bros., Amblin Entertainment, The Kennedy/Marshall Company, Domain Entertainment © 2024

Dari penggarapannya, upaya “Twisters” untuk bisa relevan amat terlihat. Sepertinya memasukkan embel content creator yang kini lazim. Sayangnya, film ini amat jauh dari pendahulunya. Saya merasa “Twisters” punya kesan yang sama seperti “Minari,” sama-sama overrated. Ini bukanlah suatu sentimen pada Chung, tetapi film ini seakan tak punya rasa khas, dan terkesan bergantung pada formula di film pendahulunya.

Kedua, untuk yang mencari suatu tontonan yang menghibur, “Twisters” mungkin amat menantang dan seru bila disaksikan di IMAX. Sayang, cerita yang terlalu receh, sekaligus amat tertebak tidak memancing rasa ingin tahu untuk terus menikmatinya. Semuanya, dari segi cerita, muncul as expected.

twisters
Courtesy of Universal Pictures, Warner Bros., Amblin Entertainment, The Kennedy/Marshall Company, Domain Entertainment © 2024

Ketiga, “Twisters” kurang memanfaatkan castnya untuk semakin bersinar. Karakter-karakter yang hadir, layaknya kita menyaksikan film “Jurassic Park” ataupun film horror, yang pendukungnya tiba-tiba hadir dan kemudian lenyap. Mungkin bisa saja karena cerita memang amat terfokus dengan karakter Kate, yang sayangnya tak ada yang begitu spesial dengan struggling yang dihadapi karakternya. Termasuk, potensi romance dalam ceritanya yang begitu aja.

Keempat, film ini kehilangan fokus untuk penyajian musiknya. Di sisi lain, saya menyukai bagaimana lagu-lagu country diusung menjadi pengiring cerita yang berbasis di Oklahoma. Cuma saja, ketika tornado itu datang, musik yang digubah Benjamin Wallfisch terasa begitu epic dan berlebih ketimbang adegan yang disajikan. Ini tentu berbeda bagaimana treatment John Williams dengan “Jaws” ataupun “Jurassic Park.” Seakan ini menyerupai, tapi jadi layaknya langit dan bumi perbandingannya.

twisters
Courtesy of Universal Pictures, Warner Bros., Amblin Entertainment, The Kennedy/Marshall Company, Domain Entertainment © 2024

Kelima, bila menyaksikan nama-nama dibalik film ini, tentu akan jadi jaminan jika “Twisters” akan diusung jadi populer. Sayang saja, film ini terasa gagal buat saya. Andai saja ini bukan standalone sequel, tentu akan terasa berbeda. Upaya-upaya yang dihadirkan pada akhirnya cuma berujung seru saja, guna menghabiskan waktu dengan cerita yang begitu tertebak. Again, so overrated…

Twisters (2024)
PG-13, 122 menit
Action, Adventure, Thriller
Director: Lee Isaac Chung
Writers: Mark L. Smith, Michael Crichton, Joseph Kosinski, Anne-Marie Martin
Full Cast: Daisy Edgar-Jones, Glen Powell, Anthony Ramos, Brandon Perea, Maura Tierney, Harry Hadden-Paton, Sasha Lane, Daryl McCormack, Kiernan Shipka, Nik Dodani, David Corenswet, Tunde Adebimpe, Katy O’Brian, David Born, Paul Scheer, Laura Poe, Austin Bullock, Stephen Oyoung, Alex Kingi, Chris Adrien, Samantha Ireland, Aila Grey, Jeff Swearingen, James Paxton, Lily Smith, Randy Ballard, Ashley Moss, Mike Morgan, Emily Sutton, Julie Oliver-Touchstone, Austin Brooks, Darryl Cox, Douglas Seok, Ben Snow, Ashley Jay Sandberg
#824 – Twisters (2024) was last modified: Oktober 14th, 2024 by Bavner Donaldo