“The Exorcist” dianggap sebagai salah satu film horror sepanjang masa ini, cukup dibuat dengan sangat meyakinkan. Tontonan yang sempat menjadi kontroversi dan berakhir dengan nuansa pemboikotan ini, berhasil menjadi sebuah lumbung Box Office bagi film ini. Bagaimana tidak? Orang akan penasaran dan tertarik untuk menyaksikan film ini.
Horor klasik dari 1970-an ini membawa sebuah tontonan yang sebetulnya akan mengejutkan penonton, hingga harus merasa deg-degan, dan akhirnya berteriak ataupun menutup mata saat menyaksikan munculnya adegan menyeramkan. Tetapi film ini tidak seperti film-film hantu yang biasanya kita tonton. Film ini lebih bercerita tentang sebuah sosok arwah yang ganas, tetapi dengan penyajian yang sungguh realistis.
Sayangnya, film ini berhasil saya taklukan. Sepanjang menyaksikan film ini saya tidak menutup mata saya ataupun berteriak pada lazimnya, tetapi merasa sesuatu yang berbeda. Bagi saya, film ini adalah salah satu yang menyeramkan dari sisi horornya, tetapi masih kurang seram buat saya. Pada akhirnya saya menyadari, bahwa saya sebetulnya tidak menakuti film horror seperti di benak saya sejak kecil, tetapi saya malah menakuti film horror yang benuansa sadisme, seperti “Texas Chainsaw Massacre” dan kecuali “Saw.”
Kembali lagi, film ini berkisah tentang seorang aktris bernama Chris, yang diperankan oleh Ellen Burstyn. Chris memiliki seorang putri tunggal bernama Regan, yang diperankan oleh Linda Blair. Suatu hari, Regan memperlihatkan sebuah hal-hal yang lama-lama tidak biasa. Ia ternyata telah dikendalikan oleh arwah ganas yang suka hadir secara tiba-tiba, hanya pada waktu tertentu saja. Chris yang tidak percaya dengan hal-hal mistis, kemudian membawa putri semata wayangnya ini ke sebuah dokter. Setelah diperiksa, ternyata sang dokter merasa terdapat sebuah kelainan di otak Regan.
Regan kemudian harus mendapatkan sebuah perawatan khusus. Namun, karena tingkahnya yang sebetulnya aneh, karena dikendalikan oleh arwah jahat, membuatnya harus dirawat di rumah. Lama-kelamaan, berbagai macam analisis para tim dokter ternyata tidak mampu untuk menyembuhkan Regan. Hingga pada akhirnya, Chris memanggil pastor Damien Karras untuk menyembuhkan anaknya. Pastor Damien Karras, yang diperankan oleh Jason Miller, dibantu oleh Pastor Merrin, yang diperankan oleh Max Von Sydow.
Sebuah petualangan melawan arwah yang cukup luar biasa. Film ini memainkan sebuah permainan visualisasi yang perlu diberi acungan jempol, terutama karena masa pembuatannya yang sudah lama. Sosok Regan yang cantik harus berubah 180 derajat menjadi seorang anak perempuan yang mengerikan. Film yang berasal dari naskah karangan William Peter Blatty ini, memberikan sebuah cerminan realistis. Kadang kita tidak mengerti dengan adanya kehidupan dunia lain, dan film ini mencoba mengartikan bahwa sebetulnya ada dunia lain selain dunia yang sedang kita tempati.
Salah satu film terbaik di tahun 1973, dan berhasil mendapat 10 nominasi di ajang Academy Award. Cukup banyak, sayang film ini hanya berhasil meraih satu piala Oscar untuk Best Adapted Screenplay untuk William Peter Blatty.
Secara keseluruhan, saya menyukai film ini. Dari setiap percobaan efek-efek yang ditampilkan lewat film ini selalu membuat saya bertanya-tanya dengan rahasia proses pembuatannya. Maklum, kala itu belum ada CGI yang sangat canggih seperti sekarang. Selain itu, saya tidak akan melupakan iringan theme song film ini, yang cukup membuat anda merasa mencekam. Serta tidak lupa, adegan dimana kepala Regan berputar 180 derajat, ini cukup menyeramkan tetapi sangat memorable.
Akhirnya, saya menyadari, bahwa sebuah tontonan yang realistis, lebih mudah untuk diterima, karena berdasarkan realita yang ada. Selain itu, sebuah film horror yang sudah terbilang klasik tentu akan lebih menyeramkan. Mungkin ini karena ke-klasikan-nya yang membuat tontonan tersebut berkesan horror dan menakutkan.