Apa yang terjadi bila suatu hari Anda dikurung dan harus mengalami perubahan tubuh Anda secara paksa? Itulah yang dialami Vicente di dalam “The Skin I Live In”. Film yang disutradarai Pedro Almodovar ini berkisah tentang seorang ahli bedah platik dan eksperimennya.
Film ini digambarkan dalam bentuk flashback. Para penonton pada awalnya akan diperkenalkan dengan sosok Vera, seorang pasien yang dikarantina di sebuah mansion milik seorang dokter yang bernama Robert. Hubungan Vera dan Robert yang tadinya cukup jauh, tiba-tiba menjadi dekat setelah terjadinya peristiwa kedatangan Zeca. Zeca merupakan putra Marilia, pembantu kepercayaan Robert.
Di dalam film ini ada beberapa rahasia yang tidak akan terkuak ke sosok-sosok karakter film ini, tetapi lebih mengacu ke penonton. Lewat sebuah adegan, Marilia akan menguak rahasia ke Vera bahwa sebetulnya Robert dan Zeca merupakan anaknya, tetapi beda ayah. Ayah Robert adalah majikan Marilia, dan Robert langsung segera dirawat oleh majikannya sebagai anak, karena mereka belum mempunya anak.
Kedatangan Zeca awalnya tidak berbau hal yang mencurigakan. Tetapi ketika Ia melihat aksi Vera lewat televisi pengontrol, nafsu birahinya keluar. Ia kemudian mengikat Marilia dan seperti hewan, Ia kemudian mencari Vera dan kemudian memperkosanya. Baru selesai memuaskan nafsunya dan masih tertidur, Robert langsung menembaki Zeca di tempat dan menyelamatkan Vera. Setelah menguburkan Zeca, Robert kemudian menjadi semakin dekat dengan Zeca, mereka kemudian berhubungan dan bertukar janji untuk hidup bersama.
Kisah film ini kemudian kembali ke masa lalu. Vera ternyata adalah Vicente. Ini semua berawal ketika Robert mengajak putrinya Norma ke sebuah pesta perkawinan. Tanpa disangka, Norma ternyata diperkosa oleh Vicente. Namun saat Norma melawan diri, Vicente kemudian lari. Sayangnya, ketika Robert mencari putrinya, Ia hanya menemukan putrinya yang sedang terbaring bingung. Sialnya lagi, ketika Robert membangunkan putrinya, putrinya malah mengira bahwa Ia yang memperkosanya. Norma kemudian menjadi gila dan menjalani perawatan intensif di sebuah klinik Neurologi.
Vicente yang merasa bersalah kemudian mencoba keluar dari kota. Tapi sayang, Robert mengetahui siapa pelakunya dan telah memata-matainya. Ia kemudian menculik Vicente. Suatu saat, ketika Norma meninggal karena bunuh diri, Robert menjadi semakin geram. Ia kemudian melakukan operasi plastik pada seluruh bagian tubuh Vicente, mulai dari pergantian kelamin hingga membuat wajahnya layak Gal, mantan istri Robert.
Almodovar menampilkan sebuah tontonan drama yang cukup kental dengan tampilan adegan-adegan yang cukup dirangkai dengan dramatis and artistik. Pengaturan konflik dalam film ini cukup berhasil disajikan, dimana perlawanan antara dendam dengan dendam. Film ini sebetulnya merupakan adaptasi dari sebuah novel karangan Thierry Jonquet yang berjudul Mygale.
Pemeran di dalam film ini benar-benar menampilkan sosok-sosok karakter yang cukup kuat serta dengan pemahaman yang luar biasa. Banderas yang tampil sebagai sosok Robert yang dingin, hingga Elena Kanaya yang tampil all-out di dalam film ini. Marisa Parsedes juga cukup menarik perhatian dalam memainkan karakter Marilian di dalam film ini.
Film ini cukup akan membuat anda membuka mata lebar-lebar dan tegang. Akan ada banyak adegan seksual di dalam film ini. Tetapi alunan musik Alberto Iglesias yang akan menghayutkan penonton dengan kisahnya. Saya sangat menikmati setiap adegan karena score film ini sangat menyatu juga dengan beberapa lagu yang enak untuk didengar.
Sebagai salah satu Official Selection dalam Cannes Festival tahun 2011, Saya tidak cukup heran dengan kualitas film ini. Film ini sangat bermutu, dan juga menggunakan efek make-up yang cukup canggih dalam memberikan kesan para pasien yang habis menjalani operasi bedah plastik. Walaupun film ini akan berakhir dengan ending yang kurang mengenakkan, tetapi film ini patut ditonton pada orang-orang yang ingin merasakan bagaimana rasanya menjalani operasi plastik.