Kualitas cerita film-film negeri asal gajah putih memang selalu bisa diacungi jempol. Seperti halnya film yang baru saja saya tonton di acara closing ceremony Jakarta Film Week 2022, “Arnold Is a Model Student” atau yang punya judul asli “Arnon Pen Nakrian Tuayang.” Film satir ini sangat mengena dalam menggambarkan aksi rakyat Thailand yang diibaratkan antara “Sekolah” dengan “Muridnya”.
Film yang disutradarai oleh Sorayos Prapapan ini menceritakan tentang Arnold, seorang murid pintar yang menjadi kebangaan sekolah karena baru saja memenangkan International Mathematical Olympiad, yang merupakan Olimpiade Matematika tingkat internasional untuk siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Semenjak kemenangannya itu, Arnold yang sedang berada diatas angin memanfaatkan ketenarannya untuk mengambil benefit atas kepopulerannya dengan cara yang salah. Nah hubungannya sama negara apa? Yuk kita bahas!
“Arnold Is a Model Student” dibuka dengan senyum kaku Arnold yang sedang berfoto dengan kepala sekolahnya yang sangat terobsesi dengan nama baik sekolah, yang menjadikannya sebagai “siswa istimewa.” Sayangnya, hal ini digunakan Arnold sebagai senjata untuk berbuat nakal di sekolah seperti: menjahili temannya, datang terlambat, merokok dan minum-minuman keras di sekitar daerah sekolah, ataupun mengedit foto guru yang Ia tidak suka menjadi bahan lelucon.
Disepanjang pemutaran film “Arnold Is a Model Student,” terdapat judul bab-bab yang diambil dari buku “Guide to Surviving School” yang menjadi awal mula gerakan murid-murid di sekolah Arnold melakukan aksi protes akan peraturan-peraturan sekolah yang menggunakan hukum fisik disetiap hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh murid.
Entah kenapa, setiap di sela-sela film ini muncul bab-bab dari buku “Guide to Surviving School” ini, saya merasa sutradara sedang menyetil secara satir permasalahan-permasalahan politik yang ada di Thailand dengan mengibaratkan negara sebagai sekolah, dan rakyat sebagai murid. Dimana salah satu bab yang menuliskan School is a safe place for student, namun dalam prakteknya nihil karena jangankan untuk berkomentar, bersikap beda saja sudah dihukum.
Di film ini terdapat guru yang bernama Ibu Wanee, guru budi pekerti yang selalu berada di gerbang sekolah yang siap menghukum dan memarahi setiap murid yang melakukan pelanggaran sekolah seperti rambut siswa yang terlalu panjang ataupun siswi yang salah menggunakan warna pita, maupun siswa-siswi yang datang terlambat ke sekolah.
Kejadian Ibu Wanee ini menggambarkan dimana negara memiliki aparat keamanan dan keadilan. Namun, nyatanya negara masih melakukan korupsi dan kolusi dengan dibebaskannya Arnold dari semua hukuman karena dianggap sebagai aset sekolah, dan orang tua yang menyuap kepala sekolah dengan uang agar anaknya lulus sekolah.
Belum lagi, point of view dimana film ini mengungkap buruknya sistem pendidikan di Thailand. Dimana ketika Arnold diminta menjadi signaller atau orang yang dibayar untuk memberikan jawabannya ketika ujian. Well, buat kalian yang sudah nonton film “Bad Genius” pasti gak asing dengan signaller ini.
Jujur! Film yang dikemas dengan unsur komedi satir ini, benar-benar menyentil kondisi keadaan politik dan edukasi Thailand, yang masih selalu berpihak kepada orang-orang kaya untuk menggunakan privilege mereka dalam melakukan apapun. Sedangkan Arnold sendiri digambarkan sebagai rakyat pintar yang dielu-elukan negara tapi nyatanya bukan melakukan pengembangan negara, malah mengambil untung dari negara a.ka. korupsi.
Two thumbs up untuk Sorayos Prapan yang merupakan sutradara dan penulis naskah di film “Arnold Is a Model Student” ini. Menurut saya, sindiran-sindiran yang dilayangkan dengan perumpamaan sekolah dan murid ini sangat dapet banget. Dan menurut saya, film ini juga sebenernya aksi protes bangsa Thailand dengan cara yang hmm… kreatif!