I’m back with shorts. Pilihan saya kali ini jatuh kepada salah satu pada salah satu Shorts Official Selection dari Warsaw Internarnational Film Festival 2020. Berjudul asli “Chodzmy w noc” aka “Into the Night,” akan mengajak penonton mengikuti perjalanan malam sepasang pemudi yang lari tanpa rencana.
Film ini bermula dari seorang perempuan bernama Krysia, diperankan oleh Agniezska Rajda, yang ceritanya sedang ‘dipaksa’ sang Ibu untuk menghadiri pesta ulang tahun temannya. Kebetulan, sang Ibu juga bersahabat dengan orangtua teman Krysia yang berulang tahun, sehingga undangan tersebut datang dari orangtua. Perempuan pendiam ini pun mengunjungi rumah temannya itu setelah di drop off oleh sang Ibu.
Setiba disana, ternyata terjadi konflik. Majka, diperankan oleh Nel Kaczmarek, yang juga sepertinya satu sekolahan dengannya tiba-tiba mengamuk. Majka kemudian memutuskan keluar dari rumah tersebut. Krysia yang terlihat seperti linglung malah mengikuti Majka yang sedang memanas. Tanpa direncanakan, keduanya pun memulai perjalanan pelarian mereka, walau hanya sesaat.
Random. Satu kata yang terbenak dalam pikiran saya seusai menyaksikan film ini. Film yang meraih penghargaan sebagai Best Live Action Short di WIFF kemarin ini, menghadirkan plot yang tidak terlalu tertebak, tanpa klimaks yang berarti, namun membuat penasaran. Dengan sedikit penuh tanda tanya, awalnya saya mengira Krysia yang terasa ‘tak bernyawa’ ini mengalami kelainan tertentu. Ternyata, tidak saudara-saudara. Krysia dalam penggambaran saya adalah seseorang yang memang tak punya tujuan tertentu, hemat aksi, dalam arti tidak mau menguras energinya untuk hal yang tidak diperlukannya.
Dengan dipasangkan dengan karakter Majka yang kebalikannya, walaupun terbilang singkat, film ini memperlihatkan bagaimana Krysia seakan menikmati hidupnya walaupun hanya terbilang lebih pesta tidak jelas. Perasaan ini begitu terlihat bagaimana kamera menyorot tarian lepasnya, ataupun ketika Ia berusaha untuk benar-benar kabur dari kenyataannya. Kebalikannya, Majka malah digambar sebagai sosok yang mencari pelampiasan, dari kekecewaannya pada hal yang akan diceritakan nanti.
Kian lama, film ini memang terasa seperti sebuah coming of age story. Cerita yang ditulis oleh Nina Lewandowska ini terbilang tidak menawarkan sesuatu yang wah, namun seperti ingin mewakilkan aspirasi orang-orang yang setidaknya ingin dapat ‘lepas’ sesaat dan mencoba menjadi sepenuhnya dengan cara mereka sendiri. Dari sudut pandang perempuan, film ini juga mengumbar bagaimana pelarian bisa jadi sebuah hal yang menyenangkan.
Film ini juga disutradarai oleh seorang perempuan, Kamila Tarabura, yang memulai debutnya lewat film ini. Saya menyukai bagaimana cara Tarabura mengemas ceritanya yang terasa random ini mampu memicu rasa penasaran. Adegan yang paling menarik buat saya adalah ketika Majka memutar mangkuk putar yang berisi Krysia. Bagian ini amat menarik karena pada momen tersebut seperti fase refreezing keduanya, sebelum akhirnya keduanya memulai perjalanan mereka bersama.
Walaupun memang belum ada yang terasa yang cukup outstanding, namun shorts ini seraya mengingatkan saya berpikir bahwa pelarian itu kayaknya tetap diperlukan secara bertanggungjawab. Kamu bisa kabur sebentar untuk melakukan hal yang terliar sekalipun untuk melepas dirimu, tapi harus tanpa penyesalan. Bayangin aja, gimana rasanya mau berteriak kalau engga bisa teriak? Pastinya akan berat banget dan jikalau dipendam, hanya akan terakumulasi jadi penyesalan. Gimana? Setuju? Memang tidak berdurasi lama, namun “Into the Night” menjadi salah satu potret rebel of the youth yang menarik untuk disimak. Rebel for the fullest!