Awalnya, saya mengira “Palm Springs” mungkin sekedar jadi drama besutan yang mungkin akan semenarik “Bridesmaids” ataupun “Ingrid Goes West.” Ternyata tidak. Film original buatan Hulu ini menawarkan sebuah kombinasi empat genre, drama, comedy, romance dan science fiction, yang diatur cukup apik. Hasilnya, film yang digaungkan Hulu di musim penghargaan di tahun ini bisa menjadi salah satu kuda hitam yang patut diperhitungkan.
Kisah film ini akan membawa penonton ke sebuah ranch pernikahan yang berada di tengah tandusnya Amerika. Serasa berada di wild wild west namun dengan kesan yang fancy akan membawa kita berkenalan pada sepasang kekasih, Nyles dan Misty, yang diperankan oleh Andy Samberg dan Meredith Hagner. Keduanya bersama keluarga Misty akan segera menggelar pesta pernikahan saudara perempuan Misty yang bernama Tala, diperankan oleh Camila Mendes.
Menariknya, awal film penonton akan dimulai dengan adegan Nyles yang terbangun dari mimpinya, kemudian menatap Misty yang sedang menggunakan body lotion di kakinya, melanjutnya dengan quickie, dan menikmati teriknya panas di kolam renang. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan nikah yang sederhana, dan berlanjut dengan pesta di malam harinya. Pada saat yang sama, penonton juga akan berkenalan dengan Sarah, kakak Misty yang diperankan oleh Christin Miloti, yang keliatan cukup depressing.
Kacaunya, Misty ketahuan berselingkuh. Ia diam-diam melakukan seks dengan Trevor, diperankan oleh Chris Pang, dan melukai kepercayaan Nyles. Lantas, Nyles malah berupaya mendekati Sarah. Disaat keduanya berhasil kabur dari keramaian, mereka pergi ke gurun yang sepi dan akan memulai “aksi” mereka. Disaat permainan baru mau saja dimulai, tiba-tiba sebuah anak panah melukai Nyles. Anak panah tersebut ternyata berasal dari Roy, salah satu peserta pesta yang diperankan J.K. Simmons. Nyles kemudian berusaha lari menuju sebuah goa di dekat situ dan meninggalkan Sarah yang sedang shock. Sarah yang panik kemudian mengikuti Nyles, dan tidak akan pernah menyangka dengan petualangan yang akan dialaminya.
Skenario film yang ditulis oleh Andy Siara ini terasa begitu fresh ketika penonton sadar bila film ini punya materi science fiction yang sederhana dan tidak terlalu membuat kita berpikir, namun terasa menghibur. Hidup dalam konteks infinity dalam waktu, memberikan serangkaian pengulangan-pengulangan yang secara jelas akan membuat penonton sadar dengan apa yang sebetulnya terjadi. Karakterisasi Nyles dan Sarah pun menjadi begitu menarik. Apalagi lewat aksi komedian Andy Samberg yang sudah menikmati zona nyamannya sekaligus yang dikombinasikan dengan karakter yang sebaliknya. Chemistry Samberg dan Miloti akan lumayan menghibur lewat kekonyolan-kekonyolan mereka. Di sisi antagonis, seperti biasa JK Simmons akan kerap berhasil mencuri penonton. Tidak seganas di “Whiplash,” karakter Roy disini masih dihadirkan sebagai antagonis yang masih viewer-friendly.
Secara alur, film yang dikemas dan 90 menit ini terasa dengan durasi yang cukup pas. Di titik saya mulai mau ‘bosan’ dengan pengulangannya, ternyata di titik itulah film mengakhiri ceritanya. Hanya terbayang, jika kelebihan 10 menit lebih panjang, “Palm Spring” bakal jadi tontonan yang agak boring.
Dari sisi penyutradaraan, sutradara Max Barbakow, terasa cukup baik dalam memanfaatkan setting tandusnya Amerika yang seakan diberi sedikit sensasi misteri ala-ala dari balik tebing. Ya, sedikit mengingatkan saya dengan “Picnic at the Hanging Rock,” walaupun film ini tidak menawarkan cerita seberat dan segelap itu. “Palm Springs” malah jadi sebaliknya. Film ini terasa cukup pop, punya kesan indie yang terasa tidak memalukan, serta beragam hal sadis yang terasa menghibur layaknya menyaksikan kartun “Tom and Jerry.”
Klo dari adegannya, saya cukup naksir dengan pengambilan bird’s eye di kolam segar, yang terasa amat segar serasa menikmati summer di tengah tandusnya gurun midwest. Masih terlalu dini memang, namun saya rasa film ini bisa mencuri untuk nominasi Best Original Screenplay, Best Actor, ataupun Best Actress. “Palm Springs” merupakan tontonan yang absurd, konyol, and it was totally fun! Really.