Di jaman sekarang ini, bisa berbahasa Inggris sudah menjadi sebuah kebutuhan yang cukup mutlak. Persaingan global yang semakin ketat, membuat orang-orang setidaknya bisa mengerti dengan salah satu bahasa yang sering dipakai ini dimana-mana. Khususnya untuk keluarga modern, Bahasa Inggris pun kini sudah dijadikan sebagai bahasa Ibu, yang kadang mirisnya mengalahkan bahasa kita sendiri. Kali ini, sebuah film dari negeri ginseng berjudul “I Can Speak” akan membawa penonton pada seorang nenek yang berusaha keras agar dapat pandai berbicara dengan bahasa Inggris.
Kisah film ini diawali dengan kehadiran Park Min-Jae, yang diperankan oleh Lee Je-Hoon, ke kantor barunya. Ia merupakan seorang pegawai negeri yang ditugaskan untuk membantu di kantor urusan sipil. Kerjaannya? Yang pasti menangani segala keluhan-keluhan masyarakat. Di tempat Ia bekerja, ternyata ada sosok ‘Goblin Granny’ yang selalu dihindari oleh rekan-rekan sejawatnya. Sosok ini bernama Na Ok-Boon, seorang nenek yang berprofesi sebagai penjahit, yang diperankan oleh Na Moon-Hee.
‘Goblin Granny’ terbilang adalah sebuah julukan yang legend. Ok-Boon sepanjang 20 tahun terakhir selalu melakukan pengaduan terhadap segala hal ganjil yang ditemukannya. Mulai dari papan promosi tanpa ijin, kabel listrik jalan yang tidak terawat, sampai sosok misterius yang mencurigakan buatnya. Kesemuanya itu dilengkapi dengan bukti foto yang disiapkannya. Tentu, nenek legenda ini jadi tantangan baru untuk Min-Jae.
Di hari pertama bekerjanya, Ia langsung bertemu dengan Ok-Boon. Ok-Boon yang sudah terlalu sering mengadu ini ‘diajarkan’ Min-Jae untuk mengikuti prosedur pengaduan yang ada, yaitu mulai dari mengambil nomor antrian, mengisi formulir pengaduan sampai menyiapkan berkas pendukung. Keesokan harinya, ajaibnya, Ok-Boon memenuhi permintaan Min-Jae, sekaligus mengambil seonggok nomor antrian untuknya. Dari sinilah kisah keduanya berlanjut.
Film berdurasi 119 menit memiliki formula cerdas yang sering dipakai film-film drama Korea lainnya. Gaya cerita yang digunakan oleh Yoo Seung-Hee ini terbilang sejenis dengan apa yang kita saksikan dalam “Hello Ghost,” yaitu dengan memasukkan kesan sedikit twist dengan kombinasi beberapa genre. Secara gamblang, film ini bisa dibagi ke dalam dua bagian besar. Bagian pertama berisi dengan kesan drama komedi yang menceritakan awal cerita Min-Jae dan Ok-Boon. Lalu, di bagian kedua baru masuk ke bagian yang lebih serius. Film ini mulai memasukkan unsur dramatisnya, ditambah miris ketika memasukkan cerita ‘a comfort woman’ didalamnya.
Tujuan Ok-Boon untuk mempelajari Bahasa Inggris menjadi kunci utama jalan cerita film ini. Di bagian awal, penonton mungkin akan berasumsi jika Ok-Boon berusaha mempelajarinya demi dapat bertemu dan berbincang dengan saudara laki-lakinya yang di Amerika Serikat. Akan tetapi, asumsi itu dengan mudah dibantah ketika masuk ke bagian kedua.
Dari penampilannya, saya cukup menyukai bagaimana kombinasi karakter Min-Jae dan Ok-Boon yang bisa tampil begitu hidup. Chemistry yang mengagumkan. Lee Je-Hoon mampu beradu akting dengan aktris veteran Na Moon-Hee, dan memainkan karakter mereka dengan sangat apik. Yang satu hadir dengan sosok yang keras, telaten sekaligus menjengkelkan Cuma baik hati. Yang satu lagi hadir seperti sosok teladan yang disiplin.
Walau terasa cukup overrated, “I Can Speak” mampu menipu saya. Film berdurasi 119 menit ini berhasil jadi sebuah tontonan penuh haru yang membuka mata kita akan para a comfort woman yang menuntut hak mereka walaupun mulai perlahan dimakan usia. Biarpun masih jadi kontroversi di negara, film ini terbilang cukup berani mengangkat isu serius dengan tontonan yang begitu menghibur. Great!