Ingat dengan sosok bajak laut yang seringkali hampir dalam kisah-kisah jaman dahulu? Kali ini, lewat “Captain Phillips” kita akan menyaksikan sebuah petualangan melawan para pembajak Somalia dari jaman modern. Baiknya, ini adalah sebuah adaptasi dari kisah nyata, yang membuat anda tidak boleh untuk melewatkannya.
Semua bermula dari keberangkatan kapal pengangkut barang Maersk Alabama, yang dipimpin oleh Captain Phillips, panggilannya. Namanya adalah Richard Phillips, yang diperankan oleh Tom Hanks. Sehari-hari Ia bertugas sebagai kapten kapal pengangkut barang bersama kurang lebih 20 orang krunya. Pada perjalanan kali ini, Ia berangkat dari pelabuhan Salalah di Oman, dan menuju Mombasa.
Perairan yang mereka lewati memang sudah cukup dikenal sebagai daerah rawan dengan perompak asal Somalia. Untuk itu Phillips telah memaksimalisasi kewaspadaan dengan meningkatkan keamanan kapal. Sayangnya, ketika mereka sedang melakukan simulasi tiba-tiba ada dua sekoci yang berisi kumpulan komplotan dengan bersenjatakan senjata api. Simulasi ini tiba-tiba berubah menjadi nyata, dan para kru memulai aksi yang sebenarnya.
Awalnya, mereka cukup berhasil menghalang kedatangan kedua sekoci tersebut. Keberhasilan tersebut ternyata belum menjadi akhir. Hanya satu sekoci yang memutuskan menyerah. Satu sekoci lainnya, yang dipimpin oleh perompak dingin bernama Muse, tetap melakukan usaha penyerangan. Muse, yang diperankan oleh Barkhad Abdi, hanya terdiri dari 4 orang. Walaupun demikian, dengan berbekal senjata api di tangan mereka, pembajakan tetap harus dilakukan demi mendapatkan keuntungan.
Alhasil, kapal yang dipimpin Phillips harus terpaksa menerima kedatangan empat perompak tangguh. Evakuasi kru telah berhasil dilakukan, dan hanya menyisakan Phillip dan beberapa pembantunya di ruang nakhoda. Sayangnya, senjata api mampu meluluhlantakan kunci-kunci pengaman kapal. Dengan mudahnya empat perompak itu memulai pembajakan pada kapal Maersk Alabama. Cerita film ini pun baru bermula.
Sungguh ajaib dengan kisah film ini. Naskahnya ditulis oleh Billy Ray, diadaptasi dari sebuah buku berjudul “A Captain’s Duty: Somali Pirates, Navy SEALs, and Dangerous Days at Sea” yang merupakan karangan Richard Phillips dan Stephan Talty. Sebagai sebuah adaptasi, perlu pengemasan dan pembentukan kisah agar menarik untuk ditonton. Di film ini, berkat arahan Paul Greengrass, kita akan melihat sebuah tragedi yang cukup membuat penonton untuk deg-deg-an dan membuat bulu kuduk anda merinding sepanjang film.
Greegrass yang sebelumnya sudah cukup dikenal dengan film-film action seperti trilogi “The Bourne”, lalu ada film sabotase pesawat “United 93”, dan “The Green Zone.” Memang bukanlah sebuah hal yang sulit untuk Greengrass untuk memvisulisasikan film ini sebagai sebuah action packed yang menarik.
Dari sisi pemainnya, sepanjang film ini kita akan terpusat pada dua sosok karakter. Pertama adalah Captain Richard Phillips yang diperankan Tom Hanks. Bintang “Forrest Gump” ini memang sudah tidak perlu dikuatirkan dengan kualitasnya. Hanks sekali lagi memperlihatkan kita sebuah peran yang sulit, sebagai seorang kapten kapal yang harus berkorban dan melakukan berbagai macam cara cerdik untuk berhasil lolos. Penampilan Hanks dalam film ini memperlihatkan sebuah konsistensi dalam karir akting Hanks yang sudah tidak dapat diragukan.
Kedua, adalah sosok Barkhad Abdi yang memerakan tokoh Muse. Abdi yang memulai debut pertamanya di industri perfilman, mampu mencatatkan dirinya sebagai nominasi Best Actor in Supporting Role dalam ajang Academy Awards hingga meraih penghargaan BAFTA untuk kategori yang sama. Sebuah debut yang dimulai dengan cukup menarik, dan kita tinggal lihat nanti seperti apa kelanjutannya. Tapi yang pasti, bagian casting film ini perlu dipuji atas tepat memilih kedua aktor tersebut. Namun peran yang dilakukan Abdi lewat film ini cukup memorable, apalagi dengan semangat pantang menyerah yang Ia perlihatkan untuk meneruskan penculikan dan melawan Angkatan Laut Amerika Serikat. Yang menarik adalah ketika Abdi mengatakan, “Look at me! I’m the captain now,” dan faktanya itu sebetulnya adalah ad-lib yang dilakukannya.
Tidak adil bagi saya bila menilai keberhasilan film ini hanya berasal dari sutradara, adaptasi naskah yang cukup baik, ataupun pemilihan cast-nya yang tepat. Menurut saya, ada beberapa bagian yang cukup menonjol yang patut diapresiasi. Seperti bagian sound dalam film ini. Suara dalam film ini memerankan peranan untuk memainkan emosi penonton. Tak heran, film ini dikemas sebagai thriller yang cukup menantang. Saya tidak baru berhenti maupun beranjak dari kursi selama menyaksikan film ini. Dengan pace yang pas, yang tidak terlalu lambat ataupun cepat karena cerita sebetulnya berdurasi cukup panjang, film ini bisa membuat penonton untuk terus bertanya-tanya bagaimana cara Phillips untuk survive dan melarikan diri dari para perompak.
Sebagai salah satu the contender pada awards seasons tahun 2013 lalu, film ini menuai respon dan kritik yang cukup baik. Film ini berhasil mendapatkan 6 nominasi Oscar untuk kategori Best Picture, Best Actor in Supporting Role, Best Adapted Screenplay, Best Film Editing, Best Sound Editing, dan Best Sound Mixing. Sayangnya, tidak ada kategori memenangkan piala Oscar. Begitu pula nasibnya di ajang Golden Globes ataupun BAFTA. Hanya Abdi saja yang dapat meraih piala BAFTA, itupun karena penampilan Jared Leto sebagai Rayon dalam “Dallas Buyers Club” yang overrated brilliant merupakan produksi Amerika Serikat, sehingga tidak dapat dinominasikan dalam BAFTA. Walaupun demikian, film ini setidaknya patut diperhitungkan.
Menyaksikan “Captain Phillips” adalah sebuah tontonan yang cukup menegangkan buat saya. Berdurasi sekitar 120 menit, cukup panjang, tetapi film ini akan membuat anda nyaman dan tetap menyaksikannya sampai akhir.