Mengutip sebuah lagu anak-anak, “Kasih Ibu sepanjang masa.” Kalimat ini mungkin sangat mewakili cerita film yang akan saya bahas. “Three Billboards Outside Ebbing, Missouri” mungkin punya judul panjang yang tidak catchy, tapi sekali anda menyaksikannya, you’re gonna love this movie!
Cerita film diawali dengan lagu “The Last Rose of Summer” yang hadir manis dengan sentuhan seriosa, sambil memperlihatkan tiga buah billboard yang terpampang lusuh. Seperti judulnya, tiga billboard ini terletak di Drinkwater Road, jalan kosong tak berpenghuni dan tak ada bangunan. Sudah sejak 1986, ketiganya telah dibiarkan, tidak produktif, dan menyambut siapapun yang mengunjungi Ebbing, Missouri. Sebelum akhirnya, seorang wanita memutuskan untuk memberdayakan ketiganya.
Ia adalah Midred Hayes, diperankan oleh Frances McDormand, seorang janda yang kini hidup dengan putranya, Robbie, diperankan oleh Lucas Hedge. Hayes mengunjungi sebuah advertising agency terdekat untuk menyewa tiga billboard yang sudah lama tak bertuan. Ia kemudian disambut, Red Wilby, seorang advertising agent yang cerdas namun ringkih yang diperankan oleh Caleb Landry Jones. Berbekal uang $5,000, Hayes menitipkan tiga kalimat yang berisi fakta dan pertanyaan untuk mencari kebenaran selama ini.
Setelah lumayan belum keliatan lagi, sutradara dan penulis “In Bruges,” Martin McDonagh, kembali hadir ke layar perak. Berbekal ide originalnya, film ini akan terpusat pada Mildred Hayes, dengan segala karakter kerasnya, dan kenekatanya demi menuntut sebuah keadilan. Hayes seakan sudah skeptis dengan segala yang terjadi di dalam kota. Bagaimana seisi Ebbing hanya terkesan melewatkan kasus yang telah merenggut putrinya, yang mati diperkosa.
McDonagh menghadirkan sebuah cerita yang luar biasa. Tak disangka. Penonton akan dihadirkan dengan “keramahan” southern USA. Mengemas cerita yang hampir dua jam, film ini benar-benar akan menyentuh emosi penonton dengan sajian hiburan yang menyatu. Ini seperti sebuah kombinasi Coen bersaudara yang dipadu dengan komedi segar yang akan membuat Anda tertawa, sekaligus berempati pada seorang Ibu.
Tidak salah lagi. Frances McDormand mungkin hanyalah satu-satunya aktris yang paling tepat untuk memerankan Mildred. Mildred dibentuk sebagai seseorang yang berkarakter. Ia tegas, keras, kasar dan juga nekat. Tentu sangat berbeda ketika menyaksikan McDormand dalam film “Fargo.” Disini, Ia bukan sebagai investigator resmi, namun bergerak hasil investigasinya sendiri. Saya yakin, penampilan McDormand di tahun ini merupakan salah satu penampilan aktris dalam peran utama terbaik sepanjang 2017. Yang pasti, Ia harus siap untuk cukup bersanding dengan Sally Hawkins dalam “The Shape of Water.”
Tidak hanya McDormand, film ini punya jajaran cast yang luar biasa. Penonton akan berkenalan juga dengan sosok Bill Willoughby, seorang kepala kepolisian yang diperankan oleh Woody Harrelson. Sosok Willoughby, yang digambarkan sebagai antagonis pertama, juga cukup menarik. Harrelson memang akan membawa penonton ke dalam situasi yang berat. Karakternya terlalu berhasil untuk menuai empati.
Begitupun dengan karakter Officer Dixon, yang diperankan oleh Sam Rockwell. Rockwell dengan ajaibnya memerankan sosok polisi yang terlihat anak mami, kadang juga cupu, dan juga bodoh. Kebaikan sekaligus kebodohannya ternyata malah membuat untuk masuk ke dalam lingkaran ketidaksengajaan, yang membuatnya seakan menanggung semuanya.
Penyajian film ini sungguh menarik. Saya memuji kesesuain musik dari Carter Burwell yang berhasil menyatu dengan ceritanya. Begitupun dengan beberapa soundtrack di film ini seperti kehadiran lagu “Chiquitta”-nya ABBA yang berakhir dengan adegan yang sangat tidak terduga. McDonagh tahu betul bagaimana Ia harus memadukan genre-genre didalamnya agar jadi sesuatu kisah yang sangat menarik untuk dinikmati.
Film ini mungkin memiliki ensemble cast terbaik sejauh ini. Semuanya punya bagian masing-masing dalam ceritanya dan tentunya berhasil untuk tampil menawan. Tidak hanya McDormand, Rockwell, ataupun Harrelson. Penampilan Lucas Hedges, aktor yang juga membintangi “Manchester by the Sea” juga perlu dicermati. Begitupun dengan kehadiran pendukung yang diperankan Peter Dinklage.
“Three Billboard Outside Ebbing, Missouri” akan menyadarkan kita kalau kadangkala tidak semua hal itu dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Juga, tidak semua hal itu akan sesuai dengan apa yang kita duga, maupun yang kita harapkan. Yang pasti, waktu adalah penentunya, dan hanya Tuhan yang tahu. Kisah ini berhasil membuat penonton bersama karakter-karakter lainnya untuk terjebak dalam misteri ini, dan saya sangat menikmatinya. It’s a tragic, funny, and was a real deal! Terrific!
Thanks to Fox Searchlight Pictures for providing the screener. Three Billboards Outside Ebbing, Missouri already released in USA on November 10, 2017 and will be release on Australia and Singapore on January 1, 2018 and January 25, 2018, respectively.