Perpisahan mendadak kedua orangtuanya mereka, membuat Walt dan Frank masuk ke dalam babak drama baru dalam kehidupan keluarga mereka: joint custody. “The Squid and the Whale,” yang digarap Noah Baumbach secara indie, berhasil dikemas untuk menyusuri keganjilan-keganjilan di sebuah keluarga dengan singkat, cerdas dan menarik.
Film ini dibuka dengan quote, “It’s mom and me versus you and dad.” Kalimat ini diucapkan oleh Frank Berkman, yang diperankan Owen Kline, untuk menjelaskan adegan pertama film ini. Yup, kondisi inilah yang akan terjadi ketika Bernard dan Joan, yang diperankan Jeff Daniels dan Laura Linney, memutuskan untuk bercerai. Dalam proses ini keduanya melakukan joint custody, sebuah kondisi yang membuat Walt dan Frank harus berpindah-pindah tinggal di rumah Ayah dan Ibu mereka dalam jangka waktu tertentu.
Bernard Berkman, adalah seorang penulis novel yang berprofesi sebagai seorang dosen, dari karier menulisnya yang semakin suram. Sedangkan mantan istrinya, Joan, adalah seorang penulis juga, yang juga mengisi rubrik di koran The New Yorker. Anak pertama mereka, Walt, yang diperankan oleh Jesse Eisenberg, adalah anak tertua yang terlihat lumayan terobsesi dengan sastra, melalui percakapan-percakapannya yang sok intelek. Sedangkan si bungsu, Frank, baru memulai fase pertumbuhannya sebagai seorang remaja.
Noah Baumbach, penulis cerita sekaligus sutradara film ini menghadirkan sebuah kisah yang dikemas tanpa protagonis maupun antagonis buat saya. Keempat tokoh ini masing-masing punya kelebihan serta kejelekan mereka yang membuat saya akan bingung untuk memilih kubu yang mana. Mungkin awalnya anda akan berpikir bahwa Joan merupakan pemicu utama keretakan rumah tangga keluarga ini. Eits, tunggu dulu, ‘perang dingin’ merebut hati kedua anak mereka ternyata jadi tontonan menarik lewat perubahan cara pikir keduanya akibat perlakuan ini.
Menariknya, saya bisa merasakan koneksi karakter Walt dengan diri saya. Bagaimana kekesalan putra tertua yang terbentuk akibat satu dari kedua orangtuanya yang melakukan “cheating,” dan belum ditambah dengan unexpected events berikutnya. Jesse Eisenberg menghadirkan penampilan yang lumayan menarik, untuk menggambarkan sebuah kondisi pergolakan masa muda yang dilatari masalah keluarga. Namun, bicara penampilan, saya lebih terpukau dengan kehadiran Owen Kline sebagai Frank yang polos, yang melampiaskan kekesalannya dalam bentuk ketergantungan pada masturbasi.
Baumbach berhasil menyajikan potret broken family dengan pas. Tidak bertele-tele, namun dengan penokohan yang menarik berhasil menghadirkan senyawa komedi yang kadang membuat saya tertawa pada beberapa bagian. Sebagai film yang terbilang indie, film ini berhasil sukses di Sundance Film Festival dan mengantar Baumbach untuk mendapatkan nominasi Best Original Screenplay di ajang Academy Awards dan Golden Globe.
Awalnya, saya bertanya-tanya ada apa dengan judul film ini. Ternyata, judul film ini terinspirasi dari sebuah exhibit di Natural History Museum yang berjudul “The Sperm Whale and Giant Squid.” Exhibit ini akan diperlihatkan di salah satu adegan penutup cerita. Walaupun baru diungkapkan di bagian akhir, judul ini sebetulnya punya makna secara implisit, bila anda mencoba mengkaitkan dengan kondisi dari memori indah Walt.
Manusia memang diberi kebebasan untuk bertindak. Mereka bisa bersatu, tetapi mereka juga bisa bercerai. Namun, seperti yang terlihat di film ini, mungkin perceraian adalah hal yang terbaik buat kedua orang tua mereka; tapi tidak buat anak mereka. Walaupun hanya sebuah fiksi belaka, mungkin cerita “The Squid and the Whale” adalah satu dari sekian banyak broken home family movies yang bisa menyentil poin ini.