Pertemuan keluarga besar ternyata punya segudang hal menarik. Ini yang berhasil dijabarkan Hirokazu Koreeda melalui “Still Walking.”
Cerita diawali dengan kedatangan Ryota, yang diperankan Hiroshi Abe, beserta istri dan anak istrinya, Yukari dan Atsushi, yang diperankan Yui Natsukawa dan Shohei Tanaka. Kedatangan Ryota bersama keluarga kecilnya di rumah orangtuanya didasari hari peringatan kematian kakak tertuanya, Junpei.
Menariknya, kedatangan Ryota kesana sudah dilatarbelakangi dengan rahasia kecil mereka. Ryota mengatur skenario untuk menutupi kondisi keluarganya, mulai dari merahasiakan pekerjaannya saat ini, hingga Atsushi yang harus berpura-pura memanggil dengan sebutan ayah.
Orangtua mereka, Toshiko dan Kyohei, yang merupakan seorang dokter dan ibu rumah tangga, menjalani hari-hari mereka dengan mandiri. Sebelum kedatangan Ryota, Chinami, anak terbungsu yang diperankan You, telah datang duluan bersama keluarga kecilnya. Berbeda dengan Ryota, keluarga Chinami lebih beruntung dari Ryota, mereka sudah punya kendaraan sendiri dan sudah memberi 2 cucu buat orangtua mereka.
Sepanjang 115 menit, saya suka dengan penggambaran Koreeda bertutur dalam film ini. Semuanya mengalir secara menghanyutkan, lewat permasalahan dan keinginan di masing-masing karakternya. Mereka semua punya karakterisasi yang menarik, dan berhasil digali Koreeda sepanjang berjalannya cerita. Alur cerita yang dikemasnya secara kronologis, dan sedikit mengingatkan saya dengan film Korea Selatan “Actresses” yang dirilis 1 tahun setelahnya.
Baiknya, film ini tidak bertele-tele. Saya sangat menikmati setiap bagian-bagian ceritanya, yang selalu diselipkan dengan hal-hal, dan kemudian terungkap satu per satu dengan jelas. Ini belum lagi ditambah dengan iringan duo gitar akustik Gontiti, yang memoles nada-nada teduh pada ceritanya.
Penampilan ensemble cast-nya lumayan memukau saya. Semuanya menghadirkan situasi yang bila dijabarkan bisa menjadi kompleks, dan terlihat berjalan sangat natural. Terutama pada sosok nenek aktif yang diperankan Kirin Kiki. Karakter Kiki yang diperankan Kyohei, ternyata punya berbagai macam kepahitan dari gerak-gerik lincahnya.
Namun, yang paling membuat saya bertanya-tanya adalah hubungan Ryota dan Toshiko. Hubungan ayah dan anak yang dingin ini terus memancing rasa ingin tahu saya. Sayangnya, film ini tidak berjalan seperti ekspektasi saya, khusus hubungan yang satu ini. Paling tidak, root cause dari dinginnya hubungan mereka lumayan dijelaskan.
Dari sekian banyak tokohnya, Ryota mungkin bisa jadi karakter sentral yang patut jadi perhatian, dari segala drama yang dibuatnya. Tetapi, saya lebih merasa berempati dengan sosok istri Ryota, Yukari. Yui Natsukawa bisa menutupi issues-nya dengan senyuman-senyuman, termasuk bersikap baik dengan seluruh anggota keluarga. Ia pun juga terpaksa untuk mau melakukan hal yang diinginkannya. Sayang, karakternya yang cukup introvert tidak berhasil membuatnya untuk bisa melampiaskan segala keinginan terdalamnya.
Menyaksikan “Still Walking” adalah sebuah pengalaman yang menarik. Koreeda mengakui bila cerita yang dibuatnya ini berasal dari kejadian yang benar terjadi dalam keluarganya. Lalu muncul pertanyaan dalam benak saya: Apakah sosok Koreeda diwakili oleh Ryota dalam film ini? Mungkin hanya sang kreator dan keluarganya yang tahu. Tapi yang pasti, sesuatu yang terlihat kompak dan asri, seperti yang diperlihatkan dalam keluarga ini, ternyata tidak dapat dinilai dari luar saja. Everybody still have their secret and motive….