Tidak seperti film horror lainnya, “The Shining” merupakan sebuah klasik horror modern yang menawarkan ketegangan, dengan perpaduan sensasi ala Kubrick yang selalu berusaha menonjolkan sisi orisinalitasnya. Film ini diadaptasi dari salah satu karangan penulis terkenal, Stephen King, yang kisah horrornya sudah tidak diragukan lagi.
Stanley Kubrick, sutradara film ini, memulai film ini dengan pengambilan gambar yang cukup tajam terhadap pemandangan bukit-bukit dan jalanan yang cukup curam. Keindahan ini terlihat saat pengambilan gambar yang terus berjalan, mengikuti jalannya sebuah mobil. Film ini berkisah mengenai Jack Torrance dan keluarganya. Jack, yang diperankan oleh Jack Nicholson, adalah seorang penulis yang mengambil kesempatan untuk menjadi penjaga Overlook Hotel.
Overlook Hotel adalah sebuah hotel dari awal abad 20, yang hanya buka saat musim panas saja, berhubung dengan tertutupnya akses menuju hotel saat musim dingin. Jack mengajak istrinya, Wendy, yang diperankan oleh Shelley Duvall, dan seorang anak lelakinya, Danny, yang diperankan oleh Danny Llyod, untuk menghabiskan lima bulan mereka di Overlook Hotel. Hal ini dilakukan Jack demi mendapatkan inspirasi dalam menulis karangan terbarunya.
Overlook Hotel, tidak hanya menawarkan keindahannya yang sudah pudar, tetapi juga berisi tragedi-tragedi berdarah yang pernah terjadi disana. Danny adalah seorang anak yang tidak biasa, Ia memiliki sebuah kekuatan lain. Hal ini memang disadari seorang kepala koki yang bernama Halloran, yang diperankan oleh Scatman Crothers, yang juga memiliki kemampuan tersebut. Memiliki kemampuan tersebut ternyata menjadi tantangan terbesar bagi Danny. Ia selalu dihantui oleh sepasang anak kecil yang pernah terbunuh di hotel itu, juga kamar 237 yang penuh misteri.
Salah satu adegan yang memorable dalam film ini, adalah ketika Danny sambil menaiki sepeda kecilnya memutari bagian dalam hotel. Stanley Kubrick memberikan sebuah penggambaran yang sangat meyakinkan, ketika penonton dapat merasakan perbedaan efek suara dari kayuhan sepeda Danny saat melewati jalur karpet dan lapisan kayu. Tidak hanya itu saja, sepanjang film ini, Kubrick memasukkan unsur nada-nada nyaring yang akan menambah ketegangan film ini. Film ini sebetulnya lebih terkesan sunyi, dan menjadikan musik tersebut sebagai kekuatan pencipta ketegangan penonton.
Menyaksikan film ini, yang terjadi adalah bentuk perubahan karakter pada Jack. Jack berubah menjadi seorang yang mengerikan, hingga berani untuk membunuh Istri dan anaknya. Perubahan ini disadari oleh keluarganya, dan perjalanan menyelamatkan diri dari Jack adalah bagian konflik dalam film ini. Secara umum, film ini memberikan nuansa horror yang cukup berbeda. Tidak hanya dipenuhi dengan sosok karakter-karakter aneh yang memenuhi film ini, film ini memberikan suatu ketegangan yang berbeda.
Jack Nicholson, Shelley Duvall, dan Danny Llyod memberikan penampilan yang luar biasa. Jack Nicholson memberikan penampilan yang memukau dengan gayanya sebagai peneror keluarganya, dengan membawa sebuah kapak, dan sosok yang seperti orang gila. Sedangkan Shelley Duvall, dengan sosok karakter yang kelihatan lemah, tetapi memperlihatkan sebuah kualitas yang sangat memuaskan. Serta Danny Llyod, walaupun dalam “The Shining” berperan sebagai seorang anak kecil, Ia memberikan penampilan yang cukup baik, apalagi saat Ia sedang kerasukan dan memegang pisau di depan Ibunya.
Secara kualitas, Stanley Kubrick memang sudah tidak perlu diragukan dengan keunikannya. Sebagai satu-satunya fim horror buatannya sepanjang karirnya, tidak dipungkiri Kubrick ternyata juga mampu dalam mengolah kisah-kisah horror misteri untuk menjadi sebuah tontonan yang menarik. “The Shining” memang dianggap sebagai sebuah klasik horror modern Hollywood, karena Ia hanya menjadikan karakter arwah-arwah penghuni hotel hanyalah sebagai bumbu cerita, dan menjadikan konflik diri Jack Torrance sebagai inti cerita, dalam memancing emosi dan ketegangan bagi penonton.