Sebagai festival ambassador Jakarta Film Week, Shenina Cinnamon berharap generasi muda bisa ikut menikmati adanya festival film. Termasuk Jakarta Film Week, yang akan diadakan pada 18-21 November 2021 mendatang di CGV Grand Indonesia, Metropole Cinema XXI dan Ashley Hotel, Jakarta.
Menurut Shenina film-film yang akan tayang di Jakarta Film Week merupakan film yang spesial. Selain beberapa di antaranya sudah pernah mengikuti festival bergengsi internasional, juga ada yang baru perdana tayang di Indonesia. Karena itu, Shenina sangat antusias untuk menonton film-film yang akan tayang di festival film bertaraf internasional yang dipersembahkan oleh Disparekraf DKI Jakarta tersebut. Dari semua film yang akan tayang, berikut beberapa film pilihan Shenina Cinnamon.
Barbarian Invasion
Film arahan sutradara Tan Chui Mui ini bercerita tentang seorang aktris yang pernah berjaya, bernama Moon Lee. Ia seorang janda dan ibu yang putus asa. Namun akhirnya mendapat kesempatan bekerja sama lagi dengan kolaborator lamanya, sutradara Roger Woo. Ia berperan sebagai aktor yang melakuan aksi bela diri.
Dari Hal Waktu
Film ini bereksperimen mempertemukan gaya dokumenter dengan panggung teater serta kolaborasi antar para seniman di Jogja. Bercerita tentang Fajar Suharno yang merupakan seorang maestro teater di periode tahun 80 hingga 90 an. Ia pernah dipenjara karena aktivitas teaternya dianggap melawan pemerintah orde baru. Puncaknya ia membuat sebuah pertunjukan berjudul “Geger Uwong Ngoyak Macan” tentang peristiwa penumpasan orang-orang yg dianggap preman/criminal (Petrus). Pertunjukan itu diadakan tepat sehari sebelum pembunuhan massal itu terjadi. Film ini disutradarai oleh Agni Tirta.
Mang Jose
Berbuat baik ada ganjarannya, bahkan dibayar lebih tinggi untuk menyelamatkan hidup seseorang. Untuk seorang superhero Mang Jose, melakukan keduanya harus dibayar – ia tidak ada uang, tidak ada tabungan. Memiliki kemampuan penyerapan & pengalihan energi, dari waktu ke waktu dia menyelamatkan orang hanya jika mereka membayarnya. Namun sesuatu terjadi dan membuatnya melakukan tindakan heroin tanpa memperhitungkan biaya. Film ini disutradarai oleh Raynier Brizuela, asal Filipina.
Zero
Disutradarai oleh Kazuhiro Soda, film ini bercerita tentang Dr. YAMAMOTO, berusia 82 tahun tiba-tiba pensiun dari bidang klinis, menyebabkan banyak kecemasan bagi pasiennya. Mereka telah mengandalkannya sebagai penyelamat selama bertahun-tahun. Sekarang dia perlu meluangkan waktu untuk merawat istrinya Yoshiko. Di awal musim semi, Dr. Yamamoto dan Yoshiko memulai hidup baru, menghadapi tantangan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.
Death Knot
Diangkat dari kisah mitos bunuh diri musiman di pedesaan Indonesia. Peringatan seorang ibu sebelum kematiannya, gagal menjauhkan anak-anaknya dari keterasingan. Kakak beradik, Hari dan Eka kembali untuk mencari kebenaran reputasi sang ibu. Film ini disutradarai oleh Cornelio Sunny, yang juga dikenal sebagai aktor Indonesia.
Just Mom
Saat anak-anaknya jarang pulang, Siti yang kesepian memilih merawat seorang perempuan gila yang sedang hamil besar. Namun pilihan Siti bertentangan dengan anak-anaknya yang khawatir akan kesehatan ibunya. Film ini disutradarai Jeihan Angga, pria yang lahir di Sukoharjo, 1990 dan menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
The Tales of the Black Saint
Angelina dan Aida telah mengelola toko ukuran asli “ex votos” di sebuah desa kecil di Sisilia selama 50 tahun. Di dunia yang tergantung antara nyata dan surealis, kaum pagan dan yang suci, yang tak lekang oleh waktu dan yang tidak kekal, Angelina dan Aida menyimpan rahasia sumpah dan mukjizat, kisah-kisah intim, hasrat membara, dan peristiwa misterius dan tidak biasa yang memengaruhi kehidupan mereka dan kehidupan para peziarah. Melalui keterikatan abadi mereka dengan santo hitam, mereka mengungkapkan kekuatan metafora seorang pria migran, yang ketangguhan dan keberaniannya masih menjadi contoh dan inspirasi bagi mereka yang bermigrasi dari satu sisi ke sisi lain laut. Film ini disutradarai oleh Ludovica Fales.
Marapu, Fire & Ritual
Marapu, Fire & Ritual adalah kisah Pak Ledi, paman Poho Maga, saat ia menebus reputasi buruk keluarganya dengan mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki masa lalu. Dia percaya ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan ritual empat hari suci dan mengundang arwah Marapu kembali ke desa. Tapi tidak semua orang setuju dengan hal ini. Pak Ledi harus menyatukan kepala desa terlebih dahulu. Film dokumenter ini disutradarai oleh Andrew Campbell.
Program Acara Jakarta Film Week
Jakarta Film Week 2021 siap diselenggarakan 18-21 November 2021. Selain kompetisi dan pemutaran film, Jakarta Film Week juga akan menyelenggarakan Fringe Event. Fringe Event merupakan kegiatan non-pemutaran film dalam rangkaian Jakarta Film Week 2021 yang berisi 3 kegiatan di antaranya Masterclass, Talks dan Community.
Masterclass merupakan program pelatihan untuk para profesional di bidang industri film bersama narasumber yang berpengalaman di industri film internasional. Kegiatan Masterclass: Masterclass pertama dengan materi Screenwriting dengan narasumber Mmabatho Kau dari Full Circle Lab, akan dilakukan di Ashley Hotel Wahid Hasyim pada Sabtu, 20 November 2021. Masterclass kedua, diisi Sahana Kamath dengan materi Bagaimana Membuat Serial Premium untuk OTT. Diadakan full online pada Rabu, 20 November 2021, pukul 15.00 WIB di Ashley Hotel, Jakarta.
Talks merupakan diskusi publik yang menghasilkan berbagai panelis yang inovatif dan berpengalaman untuk membicarakan tentang adaptasi sinema di kala pandemi, dan juga Jakarta dalam sudut pandang film yang dilakukan di Ashley Hotel Wahid Hasyim. Talks dilakukan dalam 2 sesi, sesi pertama dijadwalkan pada 20 November 2021 dengan topik ‘Trends in Film Investing and Audience Enthusiasm Post Pandemic’ yang dilakukan secara offline dengan kapasitas 50 peserta. Sesi kedua dijadwalkan pada 21 November 2021 dengan topik ‘Creative Strategy Post Pandemic in Film Industry’ yang dilakukan secara offline dengan kapasitas 50 peserta.
Community merupakan ruang bagi komunitas film untuk memperluas jaringan dan bertukar pengetahuan dengan para ahli demi pengembangan proyek film dan organisasi yang berlangsung selama 2 hari di Ashley Hotel Wahid Hasyim. Kegiatan pertama berlangsung tanggal 19 November 2021 dengan tema Audience-Based Film Festivals. Kegiatan kedua berlangsung tanggal 21 November 2021 dengan tema Film Critics vs Film Review yang dilakukan secara offline dengan kapasitas 50 penonton.
Semua acara gratis dan pemesanan tiket dapat dilakukan melalui Loket, mulai 11 November 2021. Untuk informasi selengkapnya bisa diakses melalui website www.jakartafilmweek.com.