Jakarta, 25 Oktober 2024 – Hari kedua Jakarta Film Week 2024 berlangsung meriah dengan premiere dari tiga film terpilih dari Jakarta Film Fund (JFF) 2024. JFF, yang hadir sebagai inkubator bagi emerging filmmaker atau filmmaker yang sedang berkembang di Indonesia, khususnya di Jakarta, menjadi salah satu program unggulan yang dinantikan oleh para pecinta film. Program ini bertujuan untuk menghadirkan cerita-cerita unik dan kuat yang merepresentasikan wajah Kota Jakarta.
Tahun ini, JFF berhasil menarik lebih banyak peminat dibandingkan tahun sebelumnya. Setelah melalui proses seleksi yang ketat dari 20 proposal terpilih, 8 proyek film berhasil masuk tahap pitching. Dari sini, 3 proyek terbaik dipilih untuk mendapatkan pendanaan sebesar Rp 50 juta dan fasilitas Production Movielab, yang mencakup pendampingan mulai dari penyutradaraan, penulisan naskah, hingga editing.
Ketiga proyek film ini mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi di Jakarta Film Week 2024. Nantinya satu karya terbaik dari 3 film terpilih, akan mendapatkan penghargaan bergengsi melalui Jakarta Film Fund Award.
Berikut adalah 3 film terpilih yang tayang perdana di hari kedua Jakarta Film Week 2024:
- If You’re Happy, I’m Happy – disutradarai oleh Mauliya Maila R. dari Lanyah Films, sebuah film yang mengisahkan dinamika kehidupan pasangan di tengah kesibukan Jakarta.
- Piknik Bersama Maut – disutradarai oleh Nara Nugroho dari Kapsul Waktu Studio, yang membawa penonton pada pengalaman unik sebuah piknik yang berujung pada peristiwa mengerikan.
- Followers – disutradarai oleh Kevin Rahardjo dari 89 Films, sebuah cerita tentang obsesi media sosial yang mengguncang kehidupan seorang remaja.
Novi Hanabi, Program Manager Jakarta Film Week, menyampaikan, “Perkembangan teknis tahun ini jauh lebih maju dibanding tahun sebelumnya, dari kualitas sumber daya manusia hingga dukungan jasa dan peralatan. Kalau di tahun lalu kami belum menyediakan bantuan alat, di tahun ini sudah ada. Kami juga menyediakan lebih banyak fasilitas, mulai dari audio mixing, hingga Digital Cinema Package (DCP). Pendampingan kepada para sineas juga lebih intensif, dari brainstorming hingga proses editing. Hal ini pada akhirnya memperlihatkan juga peningkatan signifikan dalam kualitas film-film yang dihasilkan.”
Berikut sejumlah partner yang memberikan kontribusi penting dalam proses produksi film JFF tahun ini: Studio Super 8mm memberikan dukungan berupa mentoring, online editing, dan konsultasi pascaproduksi, yang membantu para sineas mengasah karya mereka. Dukungan online editing datang dari Jagakarya Studio dan Klover Colour Studio, sementara BSM Rental menyediakan peralatan produksi untuk mendukung kebutuhan teknis para pembuat film.
Selain itu, Synchronize Post-Audio turut berperan dalam proses audio mixing, memastikan kualitas suara yang optimal. Untuk mastering dan pembuatan Digital Cinema Package (DCP), dukungan diberikan oleh Fresto Post, yang memfasilitasi distribusi film ke berbagai platform. Kolaborasi dengan partner-partner ini menjadikan Jakarta Film Fund 2024 lebih solid dalam memproduksi karya-karya berkualitas.
Mauliya Maila R., sutradara If You’re Happy, I’m Happy, juga berbagi cerita tentang filmnya, “Tidak menyangka bisa terpilih sampai di tiga besar. Apalagi tahun ini ternyata dukungannya jauh lebih luar biasa daripada tahun sebelumnya untuk kami yang terpilih. Lebih senang lagi karena film ini akhirnya terwujud. Film ini dekat dengan saya secara personal. Kisah tentang pasangan yang hidup di kota besar seperti Jakarta, di mana kesibukan sering kali menyebabkan kurangnya komunikasi, sesuatu yang saya lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Film ini lahir dari pengalaman mendengar curahan hati saudara-saudara saya yang sudah menikah. Saya senang film ini bisa diputar, dan harapannya bisa mengingatkan pasangan-pasangan untuk meluangkan waktu dan komunikasi yang baik, terutama di kota besar yang padat.”
Program Lain di Hari Kedua: Pemutaran Film hingga Business Forum
Selain pemutaran perdana film-film Jakarta Film Fund, hari kedua Jakarta Film Week juga diisi dengan berbagai pemutaran film pilihan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pemutaran film Love Lies dan Time Still Turns The Pages, hasil kolaborasi dengan Hong Kong Economic and Trade Offices (HKETO), yang memberikan pandangan mendalam tentang cinta dan waktu dalam narasi puitis.
Love Lies adalah sebuah film yang dimulai dengan kebohongan dan diakhiri dengan cinta. Ho Miu Ki selaku penulis sekaligus sutradara Love Lies sedikit bercerita tentang alasan ia membuat film tersebut. “Cerita ini dekat dengan kita. Kisah orang yang kesepian, lalu berkenalan dengan orang lain lewat internet, kesempatan untuk menipu dari sosial media dan emosi cinta yang bisa dirasakan siapapun tanpa pandang usia. Semua itu ada di sekitar kita dan akhirnya saya satukan ke dalam cerita Love Lies ini,” ungkapnya antusias.
Sementara itu, Time Still Turns The Pages karya Nick Cheuk bercerita tentang guru sekolah menengah atas yang kembali mengingat kenangan masa kecilnya yang terpendam setelah menemukan surat bunuh diri tanpa nama di ruang kelas. Ia berusaha keras mencegah tragedi serupa terjadi lagi, sambil menghadapi serangkaian masalah keluarga.
Pemutaran film pendek Malican Flies dan Seahorse Parents, kolaborasi dengan Erasmus, juga menjadi highlight di hari kedua Jakarta Film Week. Kedua film ini masuk dalam program Global Short Official Selection 3, yang memperlihatkan kekuatan cerita pendek dengan visual yang menawan.
Tidak hanya pemutaran film, Business Forum yang digelar hari ini juga mendapat perhatian besar. Diselenggarakan bekerja sama dengan Dirjen Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Kemendikbud Ristek, forum ini menjadi wadah bagi para pelaku bisnis untuk menjajaki peluang co-produksi dengan industri film nasional, serta membahas dinamika pasar penonton film di Indonesia.
Business Forum membuka ruang untuk kolaborasi antara produser film dan pelaku bisnis guna mendukung pertumbuhan perfilman Indonesia melalui proyek-proyek yang memiliki potensi pasar, baik secara nasional maupun internasional. Forum ini juga membahas skema co-produksi yang semakin diminati oleh sineas dan pelaku bisnis internasional, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produksi dan memperluas jangkauan distribusi film-film Indonesia ke pasar global.
Jakarta Film Week 2024 telah membuktikan diri sebagai festival yang tidak hanya menampilkan film-film berkualitas, tetapi juga menjadi hub, ruang untuk diskusi, kolaborasi, dan pertukaran ide kreatif. Dengan program-program inovatif di setiap tahunnya, harapannya festival ini terus mendukung pertumbuhan industri perfilman di Indonesia dan semakin memperkuat posisinya di peta perfilman internasional.
Jakarta Film Week 2024 akan berlangsung hingga 27 Oktober 2024, menghadirkan film-film berkualitas dari seluruh dunia, serta serangkaian program industri yang dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia di peta perfilman global.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program dan acara Jakarta Film Week 2024, kunjungi www.jakartafilmweek.com dan ikuti kami di media sosial @jakartafilmweek. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari perayaan sinema internasional di Jakarta tahun ini!