🇮🇩 Bahasa Indonesia – Original

Ingatan saya mengasosiasikan Stitch ke dalam beberapa hal. Pertama, jadi salah satu karakter imut yang sebanding dengan Pokémon Eevee ataupun Pikachu. Kedua, saya ingat betul menyaksikan film ini dua dekade lalu yang berbarengan dengan Petualangan Sherina.” Ketiga, saat MV “Can’t Help Falling in Love” versi F4 yang menjadi soundtrack film sebelumnya. Tahun yang penuh remake ini ternyata juga menjadi giliran “Lilo & Stitch” yang menyusul menjadi live action, setelah rasanya Disney mulai kehabisan akal.

Bila Anda sudah pernah menyaksikan versi kartunnya, sepintas cerita yang dihadirkan sama. Penonton akan diajak ke Hawaii dan berkenalan dengan anak kecil yang pintar, bernama Lilo, yang diperankan oleh Maia Kealoha, yang sehari-hari menghabiskan waktunya sendiri dan bermain dengan hewan. Sepintas, melihat Lilo itu seperti menyaksikan bibit-bibit aktivis lingkungan.

lilo & stitch
Courtesy of Rideback, Walt Disney Pictures © 2025

Lilo hidup bersama seorang perempuan bernama Nani, yang diperankan oleh Sydney Elizabeth Agudong. Jika tidak menyimak dalam dialog, rasanya ia seperti ibu Lilo, yang padahal adalah big sister. Sepeninggal kedua orang tua mereka, Nani sedang berusaha untuk mempertahankan statusnya sebagai legal guardian. Masalahnya, kondisinya tidak baik-baik saja. Ia yang sudah berkorban meninggalkan pendidikan marine biology-nya, harus mencari kerja, plus punya waktu untuk bisa menjaga Lilo. Tapi, rasa-rasanya Lilo yang mandiri dengan Nani dengan segala permasalahannya, membuat Lilo kehilangan sosok yang ia butuhkan.

Singkat cerita, Lilo membuat sebuah impian saat ia menyaksikan bintang jatuh. Ia meminta seorang teman, yang tidak menilainya buruk. Bintang tersebut ternyata adalah kendaraan Stitch yang jatuh ke bumi. Stitch yang dikira anjing alien ini kemudian bertemu Lilo di sebuah shelter anjing. Keduanya pun memulai kisah mereka, sekaligus mencari makna ohana yang sebenarnya.

“Lilo & Stitch” disutradarai oleh Dean Fleischer Camp, sutradara yang sebelumnya mendapatkan nominasi Oscar untuk animasi pendeknya yang berjudul Marcel the Shell with Shoes On.” Pada versi live action-nya, film ini berubah jadi kombinasi animasi dan live action. Bagian animasi hampir digunakan seluruhnya di awalan cerita, lalu mulai jadi pendamping saat menghadirkan Stitch yang merupakan sosok fiksi.

lilo & stitch
Courtesy of Rideback, Walt Disney Pictures © 2025

Dari kisahnya, sebetulnya ada beberapa perbedaan dari filmnya. Cuma saja, beberapa tokoh yang menjadi pengisi suara kembali dilibatkan dalam proyek film ini. Seperti Tia Carrere, aktris yang mengisi suara Nani dalam seluruh versi animasinya, kini memerankan sosok Mrs. Kekoa, yang merupakan social worker yang mengawasi Nani. Juga tak ketinggalan adalah stand-up comedian Amy Hill, yang sebelumnya mengisi suara Mrs. Hasagawa dan menjadi Tutu di film ini.

Dari serangkaian adegan, salah satu yang cukup terbenam di kepala saya adalah bagaimana film ini cukup cerdik menghadirkan minuman Capri-Sun dalam ceritanya. Berawal dari kedatangan Mrs. Kekoa yang ditawari minuman teh, dan malah berujung Capri-Sun yang dihangatkan Nani. Yang bikin pecah adalah saat Mrs. Kekoa nyeletuk kalau ia mengira minuman yang diminumnya bukanlah teh, namun Capri-Sun.

lilo & stitch
Courtesy of Rideback, Walt Disney Pictures © 2025

Sebetulnya, sebelum menyaksikan film ini, hal yang paling bikin rasa saya penasaran adalah bagaimana penggambaran live action-nya. Rasanya berbeda kalau sosok princess-princess Disney, yang pasti kelihatan cantik dengan kemegahan kastil mereka. Kalau yang satu ini, rasanya cukup berbeda untuk menerima visualisasi Lilo maupun Nani dengan versi live action-nya. Untung saja penyajian yang baik sekaligus memperlihatkan jika Stitch pun bisa lebih imut dari versi kartun yang kita ingat.

Kecerdikan Stitch yang sebetulnya seram dan bandel, mewarnai kisah “Lilo & Stitch.” Cuma rasanya, jika cerita tanpa meaning, bukanlah sebuah film Disney. Peran Ohana, yang dalam bahasa Hawaii berarti keluarga, menjadi pelajaran yang bisa dipetik untuk para penontonnya. “Ohana means family, and family means nobody gets left behind.” Selain kutipan tersebut, kutipan yang paling terekam adalah “Sometimes family isn’t perfect. That doesn’t mean they aren’t good.” Layaknya Stitch yang menemukan Ohana, film ini menghidupkan cerita pada Nani, jika Lilo menemukan Ohana-nya dari mereka yang belum tentu sedarah dengannya.

Alhasil, reuni saya dengan “Lilo & Stitch” terasa mulus. Saya tidak punya ekspektasi besar, dan setelah menyaksikan Stitch, semuanya menjadi terbayarkan. Rasanya standar Stitch dalam film ini perlu jadi standar boneka-boneka Stitch yang saya jumpai. Jika saja Disney masih mau melanjutkan sekuelnya, saya pun tak segan untuk menyaksikannya. So adorable!


🇬🇧 English Version – Translated

My memories associate Stitch with several things. First, as one of the cute characters comparable to Pokémon Eevee or Pikachu. Second, I clearly remember watching this film two decades ago coinciding with Petualangan Sherina.” Third, the MV “Can’t Help Falling in Love” by F4 which became the previous film’s soundtrack. This year full of remakes apparently also became “Lilo & Stitch’s” turn to follow becoming live action, after Disney seems to be running out of ideas.

If you’ve already watched the cartoon version, at a glance the story presented is the same. The audience will be invited to Hawaii and get acquainted with a smart little girl named Lilo, played by Maia Kealoha, who spends her days alone and playing with animals. At a glance, seeing Lilo is like watching seeds of environmental activists.

lilo & stitch
Courtesy of Rideback, Walt Disney Pictures © 2025

Lilo lives with a woman named Nani, played by Sydney Elizabeth Agudong. If you don’t pay attention to the dialogue, it feels like she’s Lilo’s mother, when actually she’s the big sister. After both their parents passed away, Nani is trying to maintain her status as legal guardian. The problem is, her condition isn’t okay. She who has sacrificed leaving her marine biology education, must find work, plus have time to take care of Lilo. But, it seems Lilo who is independent with Nani with all her problems, makes Lilo lose the figure she needs.

Long story short, Lilo makes a wish when she sees a shooting star. She asks for a friend who doesn’t judge her badly. That star turns out to be Stitch’s vehicle falling to earth. Stitch, who is mistaken for an alien dog, then meets Lilo at a dog shelter. Both begin their story, while seeking the true meaning of ohana.

“Lilo & Stitch” is directed by Dean Fleischer Camp, a director who previously received an Oscar nomination for his short animation titled Marcel the Shell with Shoes On.” In the live action version, this film turns into a combination of animation and live action. The animation part is almost entirely used at the beginning of the story, then starts to become a companion when presenting Stitch who is a fictional figure.

lilo & stitch
Courtesy of Rideback, Walt Disney Pictures © 2025

From the story, there are actually some differences from the film. However, several figures who became voice actors are re-involved in this film project. Like Tia Carrere, the actress who voiced Nani in all animated versions, now plays Mrs. Kekoa, who is a social worker overseeing Nani. Also not to be missed is stand-up comedian Amy Hill, who previously voiced Mrs. Hasagawa and becomes Tutu in this film.

From a series of scenes, one that’s quite embedded in my head is how this film is quite clever in presenting Capri-Sun drinks in its story. Starting from Mrs. Kekoa’s arrival who is offered tea, and instead ends with Capri-Sun warmed by Nani. What breaks it is when Mrs. Kekoa blurts out that she thought the drink she was drinking wasn’t tea, but Capri-Sun.

Actually, before watching this film, the thing that made me most curious was how the live action depiction would be. It feels different if it’s Disney princesses, who definitely look beautiful with their castle grandeur. For this one, it feels quite different to accept the visualization of Lilo and Nani with their live action version. Fortunately, good presentation while showing that Stitch can be cuter than the cartoon version we remember.

lilo & stitch
Courtesy of Rideback, Walt Disney Pictures © 2025

Stitch’s intelligence that’s actually scary and naughty, colors the story of “Lilo & Stitch.” But it feels like, if a story has no meaning, it’s not a Disney film. The role of Ohana, which in Hawaiian means family, becomes a lesson that can be learned for its audience. “Ohana means family, and family means nobody gets left behind.” Besides that quote, the most recorded quote is “Sometimes family isn’t perfect. That doesn’t mean they aren’t good.” Like Stitch who finds Ohana, this film brings the story to life for Nani, if Lilo finds her Ohana from those who may not be blood-related to her.

As a result, my reunion with “Lilo & Stitch” feels smooth. I didn’t have big expectations, and after watching Stitch, everything became rewarded. It feels like the Stitch standard in this film needs to be the standard for Stitch dolls I encounter. If Disney still wants to continue the sequel, I won’t hesitate to watch it. So adorable!


Lilo & Stitch (2025)
PG, 108 menit
Action, Adventure, Comedy
Director: Dean Fleischer Camp
Writers: Chris Kekaniokalani Bright, Mike Van Waes, Chris Sanders
Full Cast: Maia Kealoha, Sydney Agudong, Chris Sanders, Zach Galifianakis, Billy Magnussen, Courtney B. Vance, Amy Hill, Tia Carrere, Kaipo Dudoit, Hannah Waddingham, Jason Scott Lee, Celia Kenney, Blake La Benz, Skyler Bible, Judy Nguyen, Christian Yeung, Courtney Coleman, Christina Souza, Emery Hookano-Briel, Justin Martin, Isabelle Du
#876 – Lilo & Stitch (2025) was last modified: November 15th, 2025 by Bavner Donaldo