Dalam realita, manusia amat tertarik dengan kekuatan-kekuatan supranatural. Tak heran, banyak sekali konten yang membahasnya. Apalagi jika kaitannya dengan finansial. Sebut saja di Indonesia beberapa tahun lalu yang sempat dihebohkan dengan seseorang yang mengaku mampu menduplikasikan uang. Alhasil, ternyata ini tipuan. Kali ini, saya akan mengajak penonton untuk mencari tahu kesaktian seorang Pietro melalui “The Properties of Metals.”
Film ini terpusat pada seorang anak di sebuah pedalaman desa di Italia yang bernama Pietro. Karakter yang diperankan oleh Martino Zaccara ini hidup bersama adik lelaki, ayah, dan juga neneknya. Sedikit tentang keluarganya, Ibunya telah tiada. Kondisi di rumah pun terasa kurang menyenangkan, terlihat dari bagaimana rengganggnya hubungan Pietro dengan sang Ayah.
Pasti yang menjadi pertanyaan Anda berikutnya adalah: ‘Apa yang menjadi kemampuan Pietro?’ Well, Pietro punya kemampuan yang cukup unik. Ia bisa membengkokkan segala jenis metal. Tapi, sekali lagi, jangan membandingkannya dengan aksi para pesulap yang bisa memberi kita ilusi akan sendok yang mudah dibengkokkan dengan goyangan tangan dan tatapan mata.
Kemampuan unik Pietro membawa seorang peneliti bernama Professor Morreti, yang jauh-jauh dari kota menghampirinya. Sosok yang diperankan oleh David Pasquesi ini berupaya untuk membangun hubungan dengan Pietro. Ini karena Ia amat tertarik untuk mempelajari sekaligus membuktikan kemampuannya. Di tengah proses penelitiannya ini, kehidupan Pietro menjadi semakin tidak baik-baik saja, semenjak cerita sang Ayah yang terlilit hutang.
“The Properties of Metals” merupakan satu dari beberapa film yang akan bersaing untuk memperebutkan Crystal Bear dalam section ‘Generation Kplus.’ Film ini ditulis dan disutradarai oleh Antonio Bigini, dan terbilang sebagai karya featured film pertamanya.
Sebetulnya, apa yang diangkat oleh Bigini ini terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi di Italia pada periode 1970-an. Bigini kemudian mengangkatnya melalui sosok fiksi Pietro, dengan setting yang sama. Salah satu hal yang menarik dari ceritanya adalah fakta jikalau anak-anak yang memiliki kemampuan paranormal ini punya pola yang sama: rendah hati, dari keluarga yang tidak mampu, dan broken home.
Bicara akan penampilan yang dihadirkan, sebetulnya saya cukup terfokus dengan karakterisasi Pietro. Aktor muda Martino Zaccara terasa begitu piawai untuk membawa kesan misterius, yang sebetulnya terus memancing saya untuk menebak motivasi karakternya ketika menyaksikannya. Begitu pula dengan ensemble cast yang sebetulnya terasa lumayan menghadirkan peran mereka masing-masing.
Secara penyajian, “The Properties of Metals” akan menghibur penonton selama 93 menitnya dengan kesan yang terbilang minimalis nan misterius. Saya sebetulnya cukup menikmati bagaimana bumbu-bumbu fenomena paranormal yang diangkat dalam ceritanya. Sayangnya, Bigini kurang terasa membuat ceritanya menendang. Bila disadari sampai habis, kesan sederhananya kurang sebanding dengan durasi yang dihabiskan penonton.
Sebagai film yang mengusung tema family drama, “The Properties of Metals” lebih terasa sebagai sajian kelas festival yang sepintas mengingatkan saya dengan “The Seen and Unseen.” Keduanya punya satu kesamaan yang sama, sama-sama mengusung pemeran utama anak kecil. Namun, sekali lagi, film ini tidak tergolong dalam kategori feel good movie yang dapat disaksikan bersama keluarga. Terlepas dari itu, simpulan saya akan kembali ke bagian awal tulisan ini: ‘fenomena paranormal ataupun hal yang terkait dengan kekuatan supranatural tidak akan pernah lekang oleh waktu.’